DENGANMU, KUTEMUKAN KEHANGATAN DI KOTA SOLO

         
                                                                                                                                           Banyak sajian khas Solo yang menggugah selera, wedang tentu menjadi salah satu yang wajib dinikmati saat kita berkunjung ke kota yang satu ini. Jujur aja semula saya pikir yang namanya wedang itu ya hanya  minuman yang terbuat dari jahe, kencur dan sejenis rempah lainnya, ternyata bukan ya. "Teh, kopi juga disebut wedang, karena wedang itu sendiri artinya minuman yang diseduh dengan air panas untuk menghangatkan tubuh. " kata Mbak Renny kawan perjalanan saya ke Solo kali ini. Oalah gitu tho mbak yuuk!

Jauh-jauh dari Jakarta ke Solo tentu saja target saya gak cuma nyicipin kopi dan teh, saya pun berburu wedang khas kota ini. Minuman tradisional yang beragam rasa dengan mudah bisa kita jumpai di kota ini däri mulai warung pinggir jalan maupun restoran, salah satunya  Wedangan Cangkir Blirik yang terletak di bilangan Banyuanyar Selatan. Khabarnya, Presiden Jokowi saja ketagihan dengan wedang di tempat ini. Hmmmmm, saya pun dibuat jadi semakin penasaran !? 

Cangkir Blirik, tidak jauh letaknya dari kediaman Presiden Jokowi yang berada di Jl. Kutai Utara. perjalanan ditempuh tidak kurang dari 15 menit, dalam hati saya sempat bergumam, wah kalau jalanan di Jakarta seperti ini, pasti menyenangkan yaa. Kemana saja mudah, gak pake macet. Oke tibalah saya sampai di Cangkir Blirik ini, dari depan sudah tercium aroma makanan yang dipanggang membuat tak sabar ingin segera duduk dan memesan menu-menu andalan di tempat ini.

Tempat jajanan malam ini didesign sangat bernuansa Jawa Tempoe doeloe, terlihat dari furniture, desain interior, exterior  dan ornament seperti lukisan dan perabotan rumah yang jadoel vintage. Memasuki lebih dalam tampak puluhan pasang kursi kayu beraneka model tertata dengan rapih, ada juga tempat untuk lesehan. Lampu yang temaram mebuat suasana terasa seperti sedang berkunjung ke rumah Si Mbah Uti atau Kakung, kurang lebih seperti itu.

Resto yang letaknya di sebuah kavling ini dari depan tampak biasa saja, tapi begitu memasuki area parkir baru kita bisa tahu konsep resto ini yang unik namun tentu saja homey.  Gak heran kalau para pengunjung bisa betah berjam-jam di sini untuk sekedar kongkow bareng keluarga, teman, ketemuan dengan rekan bisnis atau teman kantor.  Di depan resto terdapat sebuah sepeda ontel bersebelahan dengan photo Pak Jokowi yang sedang menikmati secangkir wedang di cnngkir blirik atau hijau belang-belang yang pasti sudah langka di jaman now.
Selfih dulu biar gak dibilang hoax : D

Banyak menu yang ditawarkan di tempat ini selain wedang, rata-rata makanannya dipanggang terlebih dahulu seperti sate kikil sapi, tempe gembos, sozis, tempe, udang, telor puyuh kecap, kulit ayam dan lainnya yang gurih. Racikan bumbunya sederhana dan ringan tapi lezat di lidah. 

Aneka makanan yang dipanggang ini disajikan untuk menemani menu utama wedang. Saya pun memilih wedang campuran  jahe, kencur, sereh dan jeruk menjadi pilihan saya. Setelah menunggu tidak kurang dari 10 menit akhirnya...taraaaa pesanan pun datang. Ini pertama kalinya saya mencicipi wedang seperti ini...terasa hangat di tenggorokan, aroma sereh berpadu dengan jahe, kencur diaduk dengan batang sereh. saya pun seakan lupa waktu untuk menghirup dan mencicipinya. Selain unik, wedang ini cukup mampu melegakan tenggorokan. 

Bukan cuma itu, harganya juga cukup melegakan kantong, hampir sepuluh tusuk sate, kacang sangrai  dan tiga gelas minuman hanya menghabiskan kocek enam puluh ribu rupiah sajaa gituhhh. plong !

Cangkir Blirik ini hanya buka jam lima sore hingga jam sebelas malam. Bagi Anda yang membutuhkan kehangatan saat berkunjung ke Kota Solo tak ada salahnya mampir ke Cangkir Blirik :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terpikat Eksotisme Suku Jahai

Lebih Dekat dengan Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar

Keranjingan Jogging di Monas sampai Studio Alam Depok